Rasa yang sama untuk orang yang sama. Masih menunggu. Entah kabar atau hanya sapaan basa-basi. Namun nihil. Tak ada satupun yang singgah di telepon genggamku. Tak mengapa. Mungkin Tuhan punya cara lain untuk mendekatkan kita. Tak mengapa tak ada komunikasi di dunia maya. Setidaknya Tuhan masih memberi kesempatan untuk berkomunikasi. Walaupun hanya lewat mimpi.
Selasa, 16 Juni 2015
Setidaknya....
Rasa yang sama untuk orang yang sama. Masih menunggu. Entah kabar atau hanya sapaan basa-basi. Namun nihil. Tak ada satupun yang singgah di telepon genggamku. Tak mengapa. Mungkin Tuhan punya cara lain untuk mendekatkan kita. Tak mengapa tak ada komunikasi di dunia maya. Setidaknya Tuhan masih memberi kesempatan untuk berkomunikasi. Walaupun hanya lewat mimpi.
Jumat, 12 Juni 2015
Tak perlu saya koar-koarkan namamu
Tak perlu saya cantumkan ciri-cirimu
Yang perlu dan harus saya ingat adalah nama atas jasamu
Bukan berjuang untuk negara
Bukan mengorbankan nyawa untuk bangsa
Hanya sebuah buku yang mampu membangkitkan dan meyakinkan saya
Bahwa mempelajari bahasa sendiri bukan hal mudah
Bukan hal sepele yang semua orang pun mampu menguasainya
Disaat mereka meremehkan dan memilih jalur yang mereka pikir mampu menghantarkan hidup dan mati mereka
Anda memilih jalan itu sendiri
Entah apa yang terjadi nanti
Mau jadi apa anda nanti
Bukan masalah bagi anda
Yang tepenting bagi anda adalah anda akan mampu mengguncangkan dunia ini dengan apa yang anda pilih
Ketika mereka tertawa dengan pilihan anda, anda tidak memberikan respon apa-apa
Hanya bungkam
Bukan juga doa laknat atas sikap yang mereka berikan kepada anda
Lihatlah sekarang? Siapa yang menertawakan siapa?
Apa yang bisa mereka perbuat sekarang?
Bungkaman dan tunduk lesu kini yang mereka dapat
Merasa tertampar oleh kata-kata sendiri
Lantas apa yang anda lakukan dengan mereka? Saya pikir anda akan menertawakan mereka juga
Bukannya menertawakan anda malah membantu mereka
Itu yang selalu saya besar-besarkan kepada mereka
Mereka yang bingung dengan apa yang salah pilih sekarang
"Kamu itu pandai mengapa tidak memilih itu saja, mengapa malah kamu memilih yang ini?
Tak perlu saya cantumkan ciri-cirimu
Yang perlu dan harus saya ingat adalah nama atas jasamu
Bukan berjuang untuk negara
Bukan mengorbankan nyawa untuk bangsa
Hanya sebuah buku yang mampu membangkitkan dan meyakinkan saya
Bahwa mempelajari bahasa sendiri bukan hal mudah
Bukan hal sepele yang semua orang pun mampu menguasainya
Disaat mereka meremehkan dan memilih jalur yang mereka pikir mampu menghantarkan hidup dan mati mereka
Anda memilih jalan itu sendiri
Entah apa yang terjadi nanti
Mau jadi apa anda nanti
Bukan masalah bagi anda
Yang tepenting bagi anda adalah anda akan mampu mengguncangkan dunia ini dengan apa yang anda pilih
Ketika mereka tertawa dengan pilihan anda, anda tidak memberikan respon apa-apa
Hanya bungkam
Bukan juga doa laknat atas sikap yang mereka berikan kepada anda
Lihatlah sekarang? Siapa yang menertawakan siapa?
Apa yang bisa mereka perbuat sekarang?
Bungkaman dan tunduk lesu kini yang mereka dapat
Merasa tertampar oleh kata-kata sendiri
Lantas apa yang anda lakukan dengan mereka? Saya pikir anda akan menertawakan mereka juga
Bukannya menertawakan anda malah membantu mereka
Itu yang selalu saya besar-besarkan kepada mereka
Mereka yang bingung dengan apa yang salah pilih sekarang
"Kamu itu pandai mengapa tidak memilih itu saja, mengapa malah kamu memilih yang ini?
Langganan:
Postingan (Atom)