Hetalia: Axis Powers - Taiwan

Selasa, 15 April 2014

Cinta Tak Harus Memiliki

         Tuan malam ini (20:57) saya mengecek pembaruan terbaru di bbm saya. Saya melihat anda sedang mengganti PM anda "Bisa melihatmu saja saya sudah cukup senang :)". Sebenarnya untuk siapa? Untuk saya/dia? Saya tak pernah mengerti setiap PM ataupun status di sosmed yang anda buat. Saya juga tak pernah mengerti bagaimana perasaan anda yang sebenarnya terhadap saya. Tak pernah ada kejelasan darimu, Tuan. Jujur saya rindu Tuan. Namun saya hanya bisa merindukan Tuan secara diam-diam. Saya tak berani mengatakan kepada Tuan. Karena saya tahu bahwa saya tak berhak mengatakan itu. Saya bukan siapa-siapa Tuan. 
          Yang bisa saya lakukan hanyalah selalu mencari kabar lewat sosmed anda. Saya pengecut. Karena tak pernah menanyakan langsung kepada anda. Saya terlalu takut Tuan. Jika harus menanyakan langsung. Ketakutan saya adalah apabila telah menanyakan kabar anda maka saya akan selalu berharap selalu mendapat bbm dari anda. Itu yang saya takutkan.
          Tuan, bisakah sekali-kali Tuan yang menanyakan kabar saya? Menanyakan kepada saya apakah saya sudah makan? Mungkin itu hanya khayalan konyol saya. Berharap yang mungkin tak akan dikabulkan, kecuali jika Tuhan berkehendak.
          Tuan saya berharap Tuan membaca semua yang saya tulis tentang Tuan. Namun sepertinya Tuan tak akan membacanya. Karena semua yang saya tulis tak menarik untukmu. Atau mungkin tulisan saya hanya kau anggap cerita-cerita komedi yang pantas kau tertawakan. Karena tulisan saya hanyalah tulisan yang membuat Tuan muak membacanya. Mungkin menurut Tuan tulisan saya tak ada artinya, tapi bagi saya semua yang saya tulis mengenai anda adalah tulisan yang sangat berarti. Semua momen terekam jelas dalam tulisan saya. Dari momen yang sepele hingga momen terindah sekalipun. Tak pernah saya lewatkan Tuan.
         Tuan saya pernah berharap bahwa saya  ingin menceritakan seseorang yang sama setiap harinya. Tuhan mengabulkan doa saya Tuan. Ya, Tuanlah yang saya ceritakan setiap harinya. Tapi mengapa hanya kisah sedih yang saya ceritakan. Kapan kisah sedih ini berakhir hingga berganti dengan kisah bahagia? Happy ending. Saya percaya Tuan bahwa semua akan indah pada waktunya. Dan saya masih setia menunggu Tuan di sini. menunggu kabar dari Tuan. Menunggu kepastian dari Tuan. Semoga Tuhan selalu memberikan kesabaran kepada saya untuk tetap menunggu Tuan. Dan saya berdoa agar suatu saat Tuan akan menyadari semua ini. Sebelum saya pergi untuk selama-lamanya. Sebelum Tuan menyesali untuk yang kesekian kalinya. Jika memang suatu saat saya tetap tak mendapatkan apa yang saya mau saya tak pernah menyesal karena telah menunggu anda. Saya akan merasa bahagia apabila Tuan bahagia. Walaupun bukan bersama saya. Tuan pernah mengatakan kepada saya, bahwa Cinta Tak Harus Memiliki. Dan Tuan juga mengatakan Cinta yang sebenarnya adalah kamu bahagia melihat orang yang kamu sayangi dan kamu cintai bahagia bersama oranglain. 
 Untuk Tuan Batang (*)
Dari mantan kekasihmu (mungkin), yang sampai saat ini masih menunggumu

Kamis, 10 April 2014

Rapuh

         Aku masih teringat kata-kata yang kau ucapkan beberapa hari yang lalu. Kata-kata yang sampai saat ini membuatku merasa semakin membencimu. Kenapa hanya janji-janji palsu yang kauberikan? Apakah kau tahu setiap malam aku merindukanmu? Apa kau juga merasakannya? Mungkin tidak. Karena kau tak pernah mau merasakannya. Apa harus kuingkatkan kata-katamu itu? Apa yang kau katakan? Kau meminta maaf kepadaku. Katamu kamu menyesal karena telah menyia-nyiakanku. Lalu kuberi kesempatan kedua untukmu. Namun kau sia-siakan semuanya. Sepertinya kata maaf dan penyesalanmu hanya ucapan yang tak ada artinya. Kau juga katakan bahwa kau menyukaiku. Aku juga mengatakan hal yang sama. Lalu kau menjawab "Mungkin sekarang kamu masih menyayangiku Dek. Tapi entah beberapa tahun lagi apakah perasaan itu masih untukku atau tidak :(" Itulah jawabanmu. Dengan menyelipkan emot yang sok sedih. Lalu aku menjawab "Saya akan berusaha mempertahankan perasaan saya untuk anda Mas. Saya juga takut, nantinya justru anda yang meninggalkan saya. Mungkin saat ini perasaan itu masih untuk saya. Tapi entah beberapa tahun lagi apakah perasaan itu masih untuk saya atau tidak." Lalu apa jawaban darimu? Kau tak menjawab. Kamu membisu. Lalu sekarang siapa yang masih bertahan dengan perasaan suka itu? Aku atau kamu? Aku lelah dengan semua rayuan busukmu. Aku lelah Tuan. Jika harus selalu menunggu ketidakpastianmu.
         Iya Tuan aku masih terlalu kecil untuk tahu apa itu "Cinta". Mungkin kamu masih menganggap bahwa aku seperti anak kecil. Yang mudah dipermainkan. Yang mudah dibohongi. Ya Tuan aku memang anak kecil. Tapi aku juga punya hati. Hatiku bukan terbuat dari baja Tuan. Apabila dibentur akan tetap kuat. Bukan seperti itu. Hatiku juga bisa rapuh jika selalu kau sakiti. Saya hancur Tuan. Hancur. Sangat hancur. Anda selalu bersenang-senang di sana. Sedangkan saya? Di sini menangis Tuan. Bukan menangis mengeluarkan airmata di luar. Tapi menangis dalam hati.
         Kau pamerkan foto anda bersama wanita lain. Kau buat status yang membuat hati saya tercabik-cabik. Apa anda hanya membuat sensasi? Agar saya menanyakan foto dan status anda? Maaf Tuan, hati saya memang tercabik-cabik, tapi saya tak akan menanyakan lagi. Terserah anda Tuan. Saya tak akan perduli lagi. Saya sudah terlalu lelah dengan permainan anda. Terimakasih Tuan, anda telah berhasil untuk yang kedua kalinya menghancurkan hati saya.
Dari seorang anak kecil yang belum tahu tentang "Cinta"
tapi ingin merasakan indahnya dicintai
Untuk Tuan Batang (*)
Yang selalu membuat saya menunggu