Hetalia: Axis Powers - Taiwan

Kamis, 10 April 2014

Rapuh

         Aku masih teringat kata-kata yang kau ucapkan beberapa hari yang lalu. Kata-kata yang sampai saat ini membuatku merasa semakin membencimu. Kenapa hanya janji-janji palsu yang kauberikan? Apakah kau tahu setiap malam aku merindukanmu? Apa kau juga merasakannya? Mungkin tidak. Karena kau tak pernah mau merasakannya. Apa harus kuingkatkan kata-katamu itu? Apa yang kau katakan? Kau meminta maaf kepadaku. Katamu kamu menyesal karena telah menyia-nyiakanku. Lalu kuberi kesempatan kedua untukmu. Namun kau sia-siakan semuanya. Sepertinya kata maaf dan penyesalanmu hanya ucapan yang tak ada artinya. Kau juga katakan bahwa kau menyukaiku. Aku juga mengatakan hal yang sama. Lalu kau menjawab "Mungkin sekarang kamu masih menyayangiku Dek. Tapi entah beberapa tahun lagi apakah perasaan itu masih untukku atau tidak :(" Itulah jawabanmu. Dengan menyelipkan emot yang sok sedih. Lalu aku menjawab "Saya akan berusaha mempertahankan perasaan saya untuk anda Mas. Saya juga takut, nantinya justru anda yang meninggalkan saya. Mungkin saat ini perasaan itu masih untuk saya. Tapi entah beberapa tahun lagi apakah perasaan itu masih untuk saya atau tidak." Lalu apa jawaban darimu? Kau tak menjawab. Kamu membisu. Lalu sekarang siapa yang masih bertahan dengan perasaan suka itu? Aku atau kamu? Aku lelah dengan semua rayuan busukmu. Aku lelah Tuan. Jika harus selalu menunggu ketidakpastianmu.
         Iya Tuan aku masih terlalu kecil untuk tahu apa itu "Cinta". Mungkin kamu masih menganggap bahwa aku seperti anak kecil. Yang mudah dipermainkan. Yang mudah dibohongi. Ya Tuan aku memang anak kecil. Tapi aku juga punya hati. Hatiku bukan terbuat dari baja Tuan. Apabila dibentur akan tetap kuat. Bukan seperti itu. Hatiku juga bisa rapuh jika selalu kau sakiti. Saya hancur Tuan. Hancur. Sangat hancur. Anda selalu bersenang-senang di sana. Sedangkan saya? Di sini menangis Tuan. Bukan menangis mengeluarkan airmata di luar. Tapi menangis dalam hati.
         Kau pamerkan foto anda bersama wanita lain. Kau buat status yang membuat hati saya tercabik-cabik. Apa anda hanya membuat sensasi? Agar saya menanyakan foto dan status anda? Maaf Tuan, hati saya memang tercabik-cabik, tapi saya tak akan menanyakan lagi. Terserah anda Tuan. Saya tak akan perduli lagi. Saya sudah terlalu lelah dengan permainan anda. Terimakasih Tuan, anda telah berhasil untuk yang kedua kalinya menghancurkan hati saya.
Dari seorang anak kecil yang belum tahu tentang "Cinta"
tapi ingin merasakan indahnya dicintai
Untuk Tuan Batang (*)
Yang selalu membuat saya menunggu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar